Alhamdulillah.....
Akhirnya kami pindah juga ke rumah ini,
Meskipun belum jadi semua, tapi cukup layak untuk ditempati.
Sedikit lebih luas dari kontrakan kami di lembah.
Beberapa dinding bahkan belum ditutup oleh semen.
Tapi di sini kami lebih bahagia, tinggal di rumah sendiri.
Meskipun kecil, tapi membahagiakan.
Satu-satunya barang berharga di rumah ini cuma mesin jahit yang membantu istri tercinta menemani waktu siangnya.
Membantu setiap rupiah yang kuhasilkan sehingga cukup untuk menopang awal-awal rumah tangga kita.
Kala sore, saat aku pulang kerja, tidak lupa aku disambutnya dengan senyuman paling cantik dan manis di dunia, dengan segelas teh manis tanpa gula, yang sudah manis tentunya oleh sang pembuatnya.
Diceritakannya pengalaman-pengalaman dia di sekolah hari ini.
Uang yang aku peroleh hari ini, disimpannya di celengan warna hijau yang diletakkan di bawah tempat tidur kami.
Dia selalu bersyukur, dan mengatakan "Setiap keinginan selalu ada makna, setiap selalu ada asa."
Diaturnya keuangan rumah tangga ini dengan cermat dan tepat.
Insya Allah, dengan ridlo Allah, meskipun hanya buruh tambang, kami tidak pernah kekurangan.
Satu demi satu,
Tapak demi tapak kehidupan kami langkahkan.
Harta bukan segalanya dalam perjalanan kami, tapi kepercayaan, saling pengertian, saling menghargai, dan kasih sayang menjaga kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar